Anatomi
dan Fisiologi Sistem Urinaria
Sistem
urinaria adalah suatu sistem terjdinya proses penyaringan darah, sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidakdipergunakan oleh tubuh dan menyerapzat-zat yang
masih di pergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak digunakan dalam tubuh,
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susuanan
Sistem Urinaria:
1. Ginjal
(ren) →
yang menghasilkan urin.
Ginjal terletak pada dinding
posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra throrakalis
ke 12 sampai vertebra lumbalis III. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Posisi
ginjal kanan sedikit lebih rendah daropada ginjal kiri karena adanya lobus
hepatis dexter yang besar.
Ginjal berfungsi untuk: pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan
cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, mengeluakan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatin, dan
amoniak.
Bagian-bagian ginjal:
Ø Kulit Ginjal
(Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn
darah ini banyak mengandung kapiler-kapiler darah yang tersusun
bergumpal-gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai
bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan
malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu
diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan
masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat-zat tersebut akan menuju ke
pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam
sumsum ginjal.
Ø Sumsum
Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut
yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut
apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan
jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18
buah tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli
dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut
dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.
Ø Rongga
Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di
ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal,
pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing-masing
bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis
dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila.
Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
2. Ureter → yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih).
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25-30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Ø Dinding luar
jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Ø Lapisan
tengah otot polos
Ø Lapisan
sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan
dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter
berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
3. Vesika
Urinaria (VU) → dimana tempat urin di kumpulkan.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1) Fundus,
yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2) Korpus,
yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3) Verteks,
bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
4) Dinding
kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi
dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser
internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut-serabut para simpatis. Kontraksi sfinger
eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf-saraf yang menangani
kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf-saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus-menerus tanpa disadari) dan retensi
urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar
dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk
relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira-kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah
kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang
arteri umbilikalis.
4. Uretra → urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia
penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari :
Ø Uretra
Prostaria
Ø Uretra
membranosa
Ø Uretra
kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan
miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita
terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan
pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara
uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Urine (Air Kemih)
1.
Sifat – Sifat Air Kemih
Ø Jumlah
eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta
faktor lainnya.
Ø
Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi
keruh.
Ø
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat –
obatan dan sebagainya.
Ø
Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka
akan berbau amoniak.
Ø
Berat jenis 1.015 – 1.020.
Ø
Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis,
tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi
reaksi asam).
2.
Komposisi Air Kemih
Ø Air kemih
terdiri dari kira – kira 95 % air
Ø Zat – zat
sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
Ø Elektrolit,
natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
Ø Pigmen
(bilirubin, urobilin)
Ø Toksin
Ø Hormon
3.
Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar
1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120-125ml filtrat
(cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150
– 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya
keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
4.
Tahap – tahap Pembentukan Urine
a)
Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena
permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan
darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh
ginjal.
b)
Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus
atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan
sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus
bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c)
Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus
distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi
penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih)
yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
5.
Mikturisi
Peristiwa
penggabungan urine yang mengalir melalui ureter ke dalam kandung kemih.,
keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung
kemih dimana saebelumnmya telah ada 170-23 ml urine. Mikturisi merupakan gerak
reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat-pusat persyarafan
yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang
menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
6.
Ciri-ciri Urine Normal
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata- rata.
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata- rata.
Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit
tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau
jaringan subkutan. Setiap lapisan akan semakin berdiferensiasi ketika tumbuh
dari lapisan stratum germinativum basalis ke lapisan stratum korneum yang
letaknya paling luar.
1. Epidermis
Terdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut dari
atas ke bawah:
a. Stratum
corneum
Lapisan paling luar terdiri dari sel-sel gepeng dan tidak berinti lagi,
sudah mati dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Semakin ke atas
makin halus dan lama-lama terlepas dari kulit berupa sisik-sisik yang sangat
halus. Diperkirakan, tubuh elepas 50-60 milyar keratinosit setiap hari.
b. Stratum
lucidum
Hanya terdapat pada klit yang tebal. Mikroskop elektron mennjukan bahwa
sel-selnya sejenis dengan sel-sel yang berada di stratum corneum.
c. Stratum
garanulosum
Terdiri dari 3-4 lapisan atau keratocytes yang dipipihkan. Keatocytes ini
berperan besar terhadap susunan keratin di dalam lapisan atas epidermis.
d. Stratum
spinosum/spongiosum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda, karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen dan inti terletak di tengah-tengah. Diantara sel spinosum
terdapat sel langerhans mengaktifkan sistem imun.
e. Stratum
basale
Meruoakan lapisan terdalam epidermis. 10-20% sel di stratum basale melanin,
sel warna untuk kulit (pigmen) adalah melanocytes. Butiran melanin berkumpul
pada permukaan setiap keratinocytes.
2.
Dermis
Dermis membentuk bagian terbesar kulitdengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisa ini tersusun dari dua
lapisan, yaitu:
a. Lapisan
papillaris yaitu bagian yang menonjol ke epidermis merupakan jaringan fibrous
terusun longgar yang berisi ujung serabt saraf dan pembuluh darah.
b. Lapisan
retikularis yaitu bagian dibawah lapisan papillaris yang menonjol ke arah
subcutan, lebih tebal dan banyak jaringan ikat.
Dermis juga
tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat,
serta sebasea dan akar rambut.
Pembuluh
darah
Pembuluh
darah dalam papilla dermal juga dikenalkan oleh sistem saraf.
a.
Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan
kulit meningkat, sehingga konduksi pans apada bagian eksterior dapat terjadi.
b.
Pembuluh darah berkonstriksi untuk menurunkan aliran
darah ke permukaan kulit dalam upaya mempertahankan panas tubuh sentral.
Kelenjar
keringat
Kelenjar
keringat ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini
terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Hanya glans penis, bagian tepi
bibir (margo labium oris), telinga luar dan dasar kuku yang tidak mengandung
keringat. Kelenjar keringat (sudoriferus) menghasilkan keringat. kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan yang banyak
jumlahnya, terletak di sebelah dalam kulit jangat, bermuara di atas pemukaan
kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan struktur dan lokasinnya yaitu kelenjar
keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin.
a.
Kelenjar keringat ekrin ditemukan
pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya bermuara langsung ke permukaan
kulit. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubuar simpel dan berpilin serta
tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebarannya menyebar ke
seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Sekresi
dari kelenjar ini (keringat mengandung air dan membantu pendinginan evaporatif
tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.
b.
Kelenjar keringat apokrin berukuran
lebih besar dan berbeda dengan kelenjar keringat ekrin, secret kelenjar ini
mengandung fragmen sel-sel sensorik. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat
terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas.
Kelenjar ini terdapat di daerah aksila, anus, skrotum da labia mayora. Kelenjar
apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu dan diuraikan oleh bakteri
untuk menghasilkan bau ketiak yang khas.
Ø Kelenjar
apokrin yang ditemukan di lipatan ketiak dan area anogenital memiliki duktus yang
membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa
pubertas untuk merespons stres atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam
sekresi yang tidak berbau dan kemudian akan berbau jika bereaksi dengan
bakteri.
Ø Kelenjar
seruminosa ditemukan pada saluran telinga luar tempat kelenjar tersebut memproduksi
serumen atau getah telinga, dan kelenjar siliaris Moll pada kelopak mata juga
termasuk kelenjar apokrin.
Ø Kelenjar
mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk
memproduksi susu.
c.
Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang
selama sekresi sebum). Kelenjar sebasea adalah kelenjar kantong di dalam kulit.
Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini
banyak terdapat di atas kepala dan muka, sekitar hidung, mulut, telinga, tetapi
sama sekai tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
Kelenjarnya dan saluranya dilapisi epitel. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum
yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea, rambut dan
kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya
terbentuk pada rambut di area genitalia, bibir, puting susu, dan areola
payudara.
1) Sebum adalah
campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel. Zat ini berfungsi
sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu barier untuk
evaporasi. Zat ini juga memiliki aktivitas bakterisida.
2) Jerawat adalah gangguan
pada kelenjar sebasea di wajah, leher, dan punggung yang terjadi
terutama pada decade kedua masa kehidupan. Kelenjar sebasea ini dapat terifeksi
sehingga menyebabkan furunkel (bisul).
Rambut
Rambut pada
beberapa bagian tubuh memiliki fungsi yang bermacam-macam. Rambut merupakan
suatu pertumbuhan keluar dari kulit, rambut atau pili terdapat pada hampir
seluruh bagian tubuh, kecuali pada telapak tangan dan kaki, tetapi sebagian
besar berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna atau tersamar. Rambut
terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam di
kulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan
menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di wajah
laki-laki) sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.
Rambut
tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut yang terbentuk
melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis. Folikel rambut akan mengalami
siklus pertumbuhan dan istirahat. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian
dasarnya, kemudian membentuk bulbus rambut. Bulbus rambut kemudian
diinavigasi suatu masa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh
darah, dan saraf yang disebut papilla dermal yang memberikan nutrisi
untuk pertumbuhan rambut.
Sel-sel
bulbus rambut yang terletak tepat di atas papilla disebut matriks germinal rambut
dan analog dengan sel-sel stratum basalis pada epidermis. Setelah mendapat
nutrisi dari pembuluh darah pada papilla, sel-sel matriks germinal kemudian
membelah dan terdorong kea rah permukaan kulit untuk menjadi rambur yang
terkeratinisasi penuh.
Rambut
terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan batang bagian di atas
permukaan kulit. Akar dan batang rambut tersusun dari 3 lapisan yaitu :
1) Kutikel adalah
lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik.
2) Korteks adalah
lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut.
Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
3) Sebuah
medulla atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan
medulla buruk bahkan sering kali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang.
Otot arektor
pili adalah pita tipis otot polos yang berhubungan dengan folikel rambut.
Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut berdiri (merinding) dan
mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea. Setiap folikel rambut
mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.
Kecepatan
pertumbuhan rambut bervariasi. Pertumbuhan rambut janggut berlangsung paling
cepat dan kecepatan pertumbuhan rambut ini diikuti oleh rambut pada kulit
kepala, aksila, paha serta alis mata. Fase pertubuhan, anangen, dapat
berlangsung sampai 6 tahun untuk rambut kulit kepala, sementara fase isitirahat
atau telogen kurang lebih selama 4 bulan (Baden, 1991). Selama fase
telogen, rambut akan rontok dari tubuh.
3. Jaringan
Subcutan / Hipodermis
Hipodermis atau jaringan subkutan merupakan lapisan
kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adipose yang
memberikan bantalan antar lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan
tulang. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas tubuh (Halbrook, 1991). Lemah atau gajih akan bertumpuk dan
tersebar menurut jenis kelamin seseorang dan secara parsial menyebabkan
perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makanan yang berlebihan akan
menyebabkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak
yang tertimbun merupakan faktor dalam pengaturan suhu tubuh.
Proses
Eliminasi Sisa Metabolisme
Glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi
pada simpai Bowman untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus
ginjal akan terjadi penyerapan kembali za-zat yang sudahdisaring pada
glomerolus dan sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal.
Urine yang berasal dari darah dibawa oleh arteri renalis masuk ke dalam
ginjal. Langkah pertama proses pembentukan urine adalah ultrafiltrasi
darah/plasma dalam kapiler glomerolus berupa air dan kristaloid, selanjutnya
didalam tubuli ginjal disempurnakan dengan proses reabsorsi zat-zat yang
esensial dari cairan filtrasi untuk dikembalikan ke dalam darah, selanjutnya
proses sekresi dikeluarkan melalui urine.
Proses ini terjadi pada glomerolus karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap manit ±1200 ml darah
yang terdiri atas 450 ml sel darah dan 600 ml plasma, masuk ke dalam kapiler
glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan
hasil akhir.
Proses Eliminasi Pada Pencernaan
Eliminasi
adalah proses pembuangansisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses).Eliminasi pada manusiadigolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1.
Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan
atau proses makhluk hidupuntuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau
setengah-padat yang berasaldari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009).
2.
Miksi
Miksi adalah proses pengosongan
kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini sering
disebut buang air kecil.
Fisiologi
Dalam Eliminasi
1. Fisiologi
Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi.
Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan
merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap
hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja
sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelahpencernaan
dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan sisa
makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam
mencapai sekum mulai bergerak.
Isi kolon pelvis
masuk ke dalam rektum, serentak
peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah
perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan
kontraksi diafragma dan otot abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya
berakhir (Pearce, 2002).
2.
Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses
eliminasi urine adalah ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini
terjadi dari dua langkah utama yaitu :Kandung kemih secara progresif terisi
sampai tegangan di dindingnya meningkatdiatas nilai ambang, yang kemudian
mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflekssaraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal,
setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk berkemih.
Hormon-Hormon
Yang Terkait Eliminasi
1. ADH (Anti Deuretik Hormon)
Hormon ini memiliki peran dalam
meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam
tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis
posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan
cairan ekstrasel (Frandson,2003)
Dibentuk
dalam nucleus supraoptik dan mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah
meningkatkan permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang
disimpan dalam tubuh dan mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh
kemudian diabsorpsi secara osmosis.
Pengaturan
produksi ADH: bila cairan ekstraseluler menjadi terlalu pekat, maka cairan
ditarik dengan proses osmosis keluar dari sel osmoreseptor sehingga mengurangi
ukuran sel dan menimbulkan sinyal saraf dalam hipotalamus untuk menyekresi ADH
tambahan. Sebaliknya bila cairan ekstraseluler terlalu encer, air
bergerak melalui osmosis dengan arah berlawanan masuk ke dalam sel.
Keadaan ini akan menurunkan sinyal saraf unutk menurunkan sekresi ADH.
2.
Mineralcorticoids
Mineralcorticoids
adalah hormon steroid glomerulosa zona disekresikan oleh korteks adrenal.
Mereka mengatur elektrolit dan keseimbangan air dalam tubuh
misalnya keringat, urin, empedu dan air liur.
a. Aldosteron
Aldosteron
adalah hormon steroid dari golongan mineralkortikoid yang disekresi dari bagian
terluar zona glomerulosa pada bagian korteks kelenjar adrenal, yang berpengaruh
terhadap tubulus distal dan collecting ducts dari ginjal sehingga terjadi
peningkatan penyerapan kembali partikel air, ion, garam oleh ginjal dan sekresi
potasium pada saat yang bersamaan. Hal ini menyebabkan peningkatan volume
dan tekanan darah.
Hormon ini
berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan
konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003).
Jadi
Aldosteron adalah hormon yang dihasilkan dan dilepaskan oleh kelenjar adrenal,
memberikan sinyal kepada ginjal untuk membuang lebih sedikit natrium dan lebih
banyak kalium. Pembentukan aldosteron sebagian diatur oleh kortikotropin
pada hipofisa dan sebagian lagi oleh mekanisme kontrol pada ginjal (sistem
renin-angiotensin-aldosteron). Renin adalah enzim yang dihasilkan di
dalam ginjal dan bertugas mengendalikan pengaktivan hormon angiotensin, yang
merangsang pembentukan aldosteron oleh kelenjar adrenal.
3.
Hormon
ovarium (estrogen dan progesteron)
Disekresi
oleh ovarium akibat respons terhadap dua hormon dari kelenjar hipofisis.
a. Estrogen
Alami yang
menonjol adalah estroidal (estrogen kuat), ovarium hanya membuat estrodiol
merupakan produk degradasi (perubahan senyawa) steroid-steroid pada wanita yang
tidak hamil, selama kehamilan diproduksi oleh plasenta. Estrogen beredar
terikat pada protein plasma dan proses peningkatannya terjadi dalam hati yang
melaksanakan peran ganda dalam metabolisme estrogen.
Urine wanita
hamil benyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme
aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai
sasaran.
b. Progesteron
Metabolism
progesterone yang utama di dalam urine ialah pregnanediol (tidak aktif) dan
pregnanetriol (perubahan korteks adrenal). Senyawa ini dibuang sebagai
glucuronic (senyawa glikosid).
4.
Prostaglandin
Prostagladin
merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang,
pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi
ginjal ( Frandson, 2003) Prostaglandin adalah sekelompok zat yang menyerupai
hormon, seperti hormon mereka memainkan peran dalam berbagai proses fisiologis.
5.
Glukokortikoidtid
Hormon ini
berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium( Frandson, 2003).
Kelenjar Adrenal/Suprarenal/Anak Ginjal. Kelenjar ini berbentuk bola yang
menempel pada bagian atas ginjal. Di setiap ginjal terdapat satu kelenjar
suprarenal yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian luar(korteks)dan bagian
dalam (medula).
Salah satu
hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin yang berfungsi mengubah glikogen
menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin.
Walaupun bekerja berlawanan tapi tujuannya sama, yaitu untuk mengatur kadar
gula dalam darah tetap stabil.
Tanda
Dan Gejala Gangguan Eliminasi Sisa Metabolisme Dan Pencernaan
1.
Gangguan
a. Retensi,
yaitu adanya penumpukan urine di dalam kandung kemih dan ketidak sanggupan
kandung kemih untuk mengosongkan diri.
b. Kontinensi
urine, yaitu ketidak sanggupan sementara atau permanen otot sfingter exsterna
untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.
c. Enuresis,
sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal
enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
d. Urgency,
adalah perasaan seseorang untuk berkemih.
e. Dysuria,
adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
2.
Faktor Yang Mempengaruhi
a. Usia
b. Diet
c. Cairan
d. Latihan
Fisik
e. Stres
Psikologis
f. Temperatur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar