Sabtu, 05 Desember 2015

PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI


Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria
Sistem urinaria adalah suatu sistem terjdinya proses penyaringan darah, sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidakdipergunakan oleh tubuh dan menyerapzat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak digunakan dalam tubuh, dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susuanan Sistem Urinaria:
1.    Ginjal (ren) yang menghasilkan urin.
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra throrakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis III. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Posisi ginjal kanan sedikit lebih rendah daropada ginjal kiri karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Ginjal berfungsi untuk: pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, mengeluakan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatin, dan amoniak.
Bagian-bagian ginjal:
Ø  Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler-kapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat-zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

Ø  Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

Ø  Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

2.    Ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih).
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25-30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Ø  Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Ø  Lapisan tengah otot polos
Ø  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3.    Vesika Urinaria (VU) dimana tempat urin di kumpulkan.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1)    Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2)    Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3) Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
4)  Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut-serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf-saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf-saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus-menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira-kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4.    Uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari :
Ø Uretra Prostaria
Ø  Uretra membranosa
Ø  Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Urine (Air Kemih)
1.    Sifat – Sifat Air Kemih
Ø Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
Ø  Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
Ø  Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
Ø  Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
Ø  Berat jenis 1.015 – 1.020.
Ø  Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2.    Komposisi Air Kemih
Ø  Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
Ø Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
Ø  Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
Ø  Pigmen (bilirubin, urobilin)
Ø  Toksin
Ø  Hormon

3.    Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120-125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4.    Tahap – tahap Pembentukan Urine
a)    Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.

b)   Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c)    Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

5.    Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melalui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170-23 ml urine. Mikturisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat-pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

6.    Ciri-ciri Urine Normal
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata- rata.

Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau jaringan subkutan. Setiap lapisan akan semakin berdiferensiasi ketika tumbuh dari lapisan stratum germinativum basalis ke lapisan stratum korneum yang letaknya paling luar.
1.    Epidermis
Terdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut dari atas ke bawah:
a.    Stratum corneum
Lapisan paling luar terdiri dari sel-sel gepeng dan tidak berinti lagi, sudah mati dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Semakin ke atas makin halus dan lama-lama terlepas dari kulit berupa sisik-sisik yang sangat halus. Diperkirakan, tubuh elepas 50-60 milyar keratinosit setiap hari.
b.    Stratum lucidum
Hanya terdapat pada klit yang tebal. Mikroskop elektron mennjukan bahwa sel-selnya sejenis dengan sel-sel yang berada di stratum corneum.
c.    Stratum garanulosum
Terdiri dari 3-4 lapisan atau keratocytes yang dipipihkan. Keatocytes ini berperan besar terhadap susunan keratin di dalam lapisan atas epidermis.
d.    Stratum spinosum/spongiosum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda, karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak di tengah-tengah. Diantara sel spinosum terdapat sel langerhans mengaktifkan sistem imun.
e.    Stratum basale
Meruoakan lapisan terdalam epidermis. 10-20% sel di stratum basale melanin, sel warna untuk kulit (pigmen) adalah melanocytes. Butiran melanin berkumpul pada permukaan setiap keratinocytes.

2.    Dermis
Dermis membentuk bagian terbesar kulitdengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisa ini tersusun dari dua lapisan, yaitu:
a.    Lapisan papillaris yaitu bagian yang menonjol ke epidermis merupakan jaringan fibrous terusun longgar yang berisi ujung serabt saraf dan pembuluh darah.
b.    Lapisan retikularis yaitu bagian dibawah lapisan papillaris yang menonjol ke arah subcutan, lebih tebal dan banyak jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat, serta sebasea dan akar rambut.

Pembuluh darah
Pembuluh darah dalam papilla dermal juga dikenalkan oleh sistem saraf.
a.      Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan kulit meningkat, sehingga konduksi pans apada bagian eksterior dapat terjadi.
b.      Pembuluh darah berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya mempertahankan panas tubuh sentral.

Kelenjar keringat
Kelenjar keringat ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Hanya glans penis, bagian tepi bibir (margo labium oris), telinga luar dan dasar kuku yang tidak mengandung keringat. Kelenjar keringat (sudoriferus) menghasilkan keringat. kelenjar keringat yang berbentuk tabung  berbelit-belit dan yang  banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam kulit jangat, bermuara di atas pemukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan struktur dan lokasinnya yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin.
a.      Kelenjar keringat ekrin ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya bermuara langsung ke permukaan kulit. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubuar simpel dan berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebarannya menyebar ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat mengandung air dan membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.

b.     Kelenjar keringat apokrin berukuran lebih besar dan berbeda dengan kelenjar keringat ekrin, secret kelenjar ini mengandung fragmen sel-sel sensorik. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini terdapat di daerah aksila, anus, skrotum da labia mayora. Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu dan diuraikan oleh bakteri untuk menghasilkan bau ketiak yang khas.
Ø  Kelenjar apokrin yang ditemukan di lipatan ketiak dan area anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespons stres atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi yang tidak berbau dan kemudian akan berbau jika bereaksi dengan bakteri.
Ø  Kelenjar seruminosa ditemukan pada saluran telinga luar tempat kelenjar tersebut memproduksi serumen atau getah telinga, dan kelenjar siliaris Moll pada kelopak mata juga termasuk kelenjar apokrin.
Ø  Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.

c.      Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang selama sekresi sebum). Kelenjar sebasea adalah kelenjar kantong di dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini banyak terdapat di atas kepala dan muka, sekitar hidung, mulut, telinga, tetapi sama sekai tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan saluranya dilapisi epitel. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di area genitalia, bibir, puting susu, dan areola payudara.
1)     Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu barier untuk evaporasi. Zat ini juga memiliki aktivitas bakterisida.
2)     Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher, dan punggung yang terjadi terutama pada decade kedua masa kehidupan. Kelenjar sebasea ini dapat terifeksi sehingga menyebabkan furunkel (bisul).

Rambut
Rambut pada beberapa bagian tubuh memiliki fungsi yang bermacam-macam. Rambut merupakan suatu pertumbuhan keluar dari kulit, rambut atau pili terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh, kecuali pada telapak tangan dan kaki, tetapi sebagian besar berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna atau tersamar. Rambut terminal  biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di wajah laki-laki) sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.
Rambut tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut yang terbentuk melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis. Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan dan istirahat. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya, kemudian membentuk bulbus rambut. Bulbus rambut kemudian diinavigasi suatu masa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah, dan saraf yang disebut papilla dermal yang memberikan nutrisi untuk pertumbuhan rambut.
Sel-sel bulbus rambut yang terletak tepat di atas papilla disebut matriks germinal rambut dan analog dengan sel-sel stratum basalis pada epidermis. Setelah mendapat nutrisi dari pembuluh darah pada papilla, sel-sel matriks germinal kemudian membelah dan terdorong kea rah permukaan kulit untuk menjadi rambur yang terkeratinisasi penuh.
Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan batang bagian di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut tersusun dari 3 lapisan yaitu :
1)     Kutikel adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik.
2)     Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
3)     Sebuah medulla atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan medulla buruk bahkan sering kali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang.

Otot arektor pili adalah pita tipis otot polos yang berhubungan dengan folikel rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut berdiri (merinding) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea. Setiap folikel rambut mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi. Pertumbuhan rambut janggut berlangsung paling cepat dan kecepatan pertumbuhan rambut ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila, paha serta alis mata. Fase pertubuhan, anangen, dapat berlangsung sampai 6 tahun untuk rambut kulit kepala, sementara fase isitirahat atau telogen kurang lebih selama 4 bulan (Baden, 1991). Selama fase telogen, rambut akan rontok dari tubuh.

3.    Jaringan Subcutan / Hipodermis
Hipodermis atau jaringan subkutan merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adipose yang memberikan bantalan antar lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Halbrook, 1991). Lemah atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makanan yang berlebihan akan menyebabkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor dalam pengaturan suhu tubuh.

Proses Eliminasi Sisa Metabolisme
Glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali za-zat yang sudahdisaring pada glomerolus dan sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal.
Urine yang berasal dari darah dibawa oleh arteri renalis masuk ke dalam ginjal. Langkah pertama proses pembentukan urine adalah ultrafiltrasi darah/plasma dalam kapiler glomerolus berupa air dan kristaloid, selanjutnya didalam tubuli ginjal disempurnakan dengan proses reabsorsi zat-zat yang esensial dari cairan filtrasi untuk dikembalikan ke dalam darah, selanjutnya proses sekresi dikeluarkan melalui urine.
Proses ini terjadi pada glomerolus karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap manit ±1200 ml darah yang terdiri atas 450 ml sel darah dan 600 ml plasma, masuk ke dalam kapiler glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.

Proses Eliminasi Pada Pencernaan
Eliminasi adalah proses pembuangansisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusiadigolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1.        Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidupuntuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasaldari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009).

2.        Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.

Fisiologi Dalam Eliminasi
1.    Fisiologi Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan  merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelahpencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon,dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam  mencapai sekum  mulai bergerak. Isi  kolon  pelvis  masuk ke dalam  rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).

2.    Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkatdiatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflekssaraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk berkemih.

Hormon-Hormon Yang Terkait Eliminasi

1.    ADH (Anti Deuretik Hormon)
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh.  Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel (Frandson,2003)
Dibentuk dalam nucleus supraoptik dan mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh dan mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh kemudian diabsorpsi secara osmosis.
Pengaturan produksi ADH: bila cairan ekstraseluler menjadi terlalu pekat, maka cairan ditarik dengan proses osmosis keluar dari sel osmoreseptor sehingga mengurangi ukuran sel dan menimbulkan sinyal saraf dalam hipotalamus untuk menyekresi ADH tambahan.  Sebaliknya bila cairan ekstraseluler terlalu encer, air bergerak melalui osmosis dengan arah berlawanan masuk ke dalam sel.  Keadaan ini akan menurunkan sinyal saraf unutk menurunkan sekresi ADH.

2.    Mineralcorticoids
Mineralcorticoids adalah hormon steroid glomerulosa zona disekresikan oleh korteks adrenal.  Mereka mengatur elektrolit dan keseimbangan air dalam  tubuh  misalnya keringat, urin, empedu dan air liur.
a.    Aldosteron
Aldosteron adalah hormon steroid dari golongan mineralkortikoid yang disekresi dari bagian terluar zona glomerulosa pada bagian korteks kelenjar adrenal, yang berpengaruh terhadap tubulus distal dan collecting ducts dari ginjal sehingga terjadi peningkatan penyerapan kembali partikel air, ion, garam oleh ginjal dan sekresi potasium pada saat yang bersamaan.  Hal ini menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah.
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal.  Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003).
Jadi Aldosteron adalah hormon yang dihasilkan dan dilepaskan oleh kelenjar adrenal, memberikan sinyal kepada ginjal untuk membuang lebih sedikit natrium dan lebih banyak kalium.  Pembentukan aldosteron sebagian diatur oleh kortikotropin pada hipofisa dan sebagian lagi oleh mekanisme kontrol pada ginjal (sistem renin-angiotensin-aldosteron).  Renin adalah enzim yang dihasilkan di dalam ginjal dan bertugas mengendalikan pengaktivan hormon angiotensin, yang merangsang pembentukan aldosteron oleh kelenjar adrenal.

3.    Hormon ovarium (estrogen dan progesteron)
Disekresi oleh ovarium akibat respons terhadap dua hormon dari kelenjar hipofisis.
a.    Estrogen
Alami yang menonjol adalah estroidal (estrogen kuat), ovarium hanya membuat estrodiol merupakan produk degradasi (perubahan senyawa) steroid-steroid pada wanita yang tidak hamil, selama kehamilan diproduksi oleh plasenta.  Estrogen beredar terikat pada protein plasma dan proses peningkatannya terjadi dalam hati yang melaksanakan peran ganda dalam metabolisme estrogen. 
Urine wanita hamil benyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta.  Mekanisme aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran.

b.    Progesteron
Metabolism progesterone yang utama di dalam urine ialah pregnanediol (tidak aktif) dan pregnanetriol (perubahan korteks adrenal).  Senyawa ini dibuang sebagai glucuronic (senyawa glikosid).

4.    Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson, 2003) Prostaglandin adalah sekelompok zat yang menyerupai hormon, seperti hormon mereka memainkan peran dalam berbagai proses fisiologis.

5.    Glukokortikoidtid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium( Frandson, 2003). Kelenjar Adrenal/Suprarenal/Anak Ginjal. Kelenjar ini berbentuk bola yang menempel pada bagian atas ginjal. Di setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian luar(korteks)dan bagian dalam (medula).
Salah satu hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin yang berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Walaupun bekerja berlawanan tapi tujuannya sama, yaitu untuk mengatur kadar gula dalam darah tetap stabil.

Tanda Dan Gejala Gangguan Eliminasi Sisa Metabolisme Dan Pencernaan

1.    Gangguan
a.    Retensi, yaitu adanya penumpukan urine di dalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
b.    Kontinensi urine, yaitu ketidak sanggupan sementara atau permanen otot sfingter exsterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.
c.    Enuresis, sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
d.    Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.
e.    Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.

2.    Faktor Yang Mempengaruhi
a.    Usia
b.    Diet
c.    Cairan
d.    Latihan Fisik
e.    Stres Psikologis
f.     Temperatur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar